Dampak Negatif Boyband Bagi
Anak-Anak
Belakangan
ini, di Indonesia mulai banyak bermunculan boyband dan girlband, tentu saja hal
ini membawa dampak positif dan negatif bagi anak-anak bangsa kita. Disamping
banyak pihak diuntungkan dengan kehadiran mereka tetapi ada beberapa hal yang
kita lupakan dan ini sangat merugikan terutama bagi kaum anak-anak yang mudah
di dokrin oleh media.
Tentu
kita sudah mengetahui bahwa selain boyband yang digemari oleh anak muda, juga
telah bermunculan boyband anak-anak . Di sinilah yang akan mempengaruhi kondisi
psikologi anak-anak di Indonesia. Di acara televisi kita kadang geli melihat
anak-anak yang baru lahir kemarin sudah bernyanyi “lagu cinta-cintaan”. Mereka
bernyanyi seolah-olah paham dan merasakan sendiri apa yang mereka nyanyikan.
Kita juga sangat merindukan lagu anak-anak yang jarang sekali sekarang
terdengar di telinga kita .Disadari atau tidak hal tersebut membawa efek yang
negatif bagi anak-anak Indonesia.
Perlu kita ketahui dunia anak adalah
dunia untuk kita belajar dan bermain . Mereka juga mempunyai tugas untuk
mempelajari ilmu pengetahuan yang banyak untuk bekal mereka ketika sudah
dewasa. Namun apakan yang terjadi juga masa kecil mereka di sibukan dengan
kegiatan syuting ? konser kesana kemari ? dan sibuk mencari uang. Mereka memang
sudah bisa sudah bisa membantu orang tua mereka untuk mencari uang,tetapi
apakah mereka pantas ?
Menurut saya walaupun mereka belajar
dan sekolah tetapi saya yakin dalam pikiran mereka hanya beberapa persen saja
pada mereka ada di sekolah . Bukan hanya itu saja , anak-anak yang menonton
acara mereka juga akan ikut terbawa. Karena masa kecil adalah masa meniru.
Mereka akan meniru hal yag mereka sukai tanpa berfikir apakah baik atau tidak
untuk mereka. Disinilah dibutuhkan peran dari kedua orang tua, orang tua harus
bisa membatasi kebiasaan anak yang salah. Karena hal ini sangat berpengaruh di
masa depan mereka kelak.
“Mungkin
inilah rasanya, Rasa suka pada dirinya . Sejak pertama aku bertanya,
facebook-mu apa, nomermu berapa …. “
Bait
yang telah saya sebutkan diatas adalah kutipan dari beberapa lirik lagu boyband
cilik yang telah naik daun di kalangan anak hingga remaja bernama Coboy Junior
dan disiniah efek yang mengerikan yang sangat berpengaruh psikologis anak-anak
Indonesia.Yang seharusnya anak-anak itu mendengarkan lagu yang sesuai dengan
umurnya .
Beberapa hal yang bisa saya kritisi
dalam lirik lagu tersebut , pertama meskipun nyaris semua kita pernah mengalami
yang namanya cinta monyet pada saat SMP , tetapi cinta monyet bukanlah cinta
yang sesungguhnya . Lagu tersebut menyesatkan bahkan men-doktrin anak anak yang
di bawah 12 tahun yang sebagian besar menyukai lagu tersebut.
Kita
harus mengajarkan kepada anak-anak konsep cinta yang benar. Cinta adalah soal
tanggung jawab. Cinta juga terkait dengan berkorban . Cinta adalah soal
mengupayakan dia yang kita cinta menjadi pribadi yang makin baik.
Setelah itu , kita harus mengajarkan
tentang waktu yang tepat untuk mereka mulai mencintai seseorang. Mereka tidak
bisa mencintai dengan benar jika konsep cinta pun masih semu. Apalagi jika
boyband cilik mendoktrin anak-anak Indonesia dengan lirik-lirik lagu lagu yang
mengandung cinta-cintaan.
Kapan
waktu yang tepat untuk mereka mencintai lawan jenisnya? Tentu saja ketika
mereka mengerti tentang arti cinta yang sesungguhnya.
Dan
siapakah yang harus mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya? Tentu
saja para orang tua dan juga para pendidik di sekolah.Bagaimana mengajari
mereka tentang cinta yang sesungguhya ? Tentu saja dengan teladan . Perbuatan,
bukan hanya lewat perkataan.
Dan beberapa yang saya kritisi
adalah ketika banyak anak-anak jaman sekarang sudah mempunyai akun jejaring sosial
seperti twitter dan facebook. Padahal pada prinsipnya kepemilikan akun-akun
jejaring sosial tersebut dibuat dengan umur yang “dipalsukan”, karena pada
umumnya penyedia layanan email seperti Yahoo, Gmail dan sebagainya mengharamkan
anak-anak di bawah umur 17 tahun untuk memiliki akun email. Termasuk Facebook
yang membatasi hanya orang-orang yang berusia di atas 13 tahun yang hanya boleh
memiliki akun facebook.
Internet memang masih menjadi alat
yang berguna dan sekaligus juga berbahaya bagi anak-anak . Manfaat dari
internet juga diguakan dengan benar yaitu untuk mendapatkan ilmu sudah tidak
bisa dibantah. 90 persen bahan dan informasi yang bermutu untuk mengembangkan
kreatifitas dan wawasan ada di internet.
Sayangnya
akhir-akhir ini penggunaan internet oleh anak-anak hanyalah untuk games online
, chating, Facebook, dan berbagai situs jejaring social lainnya. Dengan
demikian dampak negatif dari penggunaan internet secara salah pun tidak kalah
berbahayanya. Ada banyak berjuta-juta situs seks dan pornografi yang mengintai
anak-anak.
Saya hanya ingin kritisi dari
beberapa lagu Boyband cilik seperti Coboy Junior . Siapa yang salah jika
kemudian pendengar boyband ini menjadi generasi yang tidak produktif di kemudian
hari ?
Produser
Coboy junior dan pencipta lagu sangat bersalah, karena telah memperkerjakan
anak di bawah umur dan mendapatkan keuntungan dari boyband cilik ini dan
menjerumuskan penggemar-penggemar boyband cilik yang sebagian besar adalah
anak-anak dengan pemahaman yang semu tentang cinta dan melupakan tentang
kewajiban mereka yang sesungguhnya sebagai anak-anak.
Orang
tua juga kadang salah, karena tidak menyediakan lagu yang lebih bermutu kepada
anak-anaknya . Karena tidak menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah dan dalam
keseharian.
Kita
perlu ketahui dunia entertainment itu adalah penuh intrik bisnis, sudah tidak
ada idealism . Anak-anak kita harus di lindungi dan harus diawasi dari dampak
pengaruh negatif dari masa depan anak-anak.
Kita harus mempersatukan orang tua
yang peduli anak dan meng-kampanyekan lingkungan yang sehat untuk anak-anak .
Kasihan masa depan generasi para penerus bangsa kita juga harus mendengarkan
lagu yang tidak sesuai dengan umurnya.
Saya
menyimpulkan bahwa ini semua adalah pengaruh negatif dari dunia
kapitalisme sehingga mempengangaruhi psikologi anak-anak Indonesia , contohnya
: adanya boyband cilik . Tak seharusnya anak-anak di Indonesia itu mendengarkan
lagu-lagu yang tidak sesuai dengan umurnya dan anak-anak harus ter-doktrin
dengan lirik-lirik boyband cilik itu yang sebagian besar mengandung unsur percintaan.
Kita harus menyelamatkan generasi anak-anak dan menyadarkan bahwa anak-anak itu
seharusnya dapat menyesuaikan lagu apa yang seharusnya mereka dengar .
Akhir-akhir ini semakin jarangnya lagu-lagu anak-anak yang berkualitas,tidak
seperti di era tahun 90-an banyak lagu anak-anak yang berkualitas dan tentunya
lagu tersebut menyesuaikan dengan umur anak-anak pada masa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar