Home

Senin, 28 Januari 2013


Dampak Negatif Boyband Bagi Anak-Anak


        Belakangan ini, di Indonesia mulai banyak bermunculan boyband dan girlband, tentu saja hal ini membawa dampak positif dan negatif bagi anak-anak bangsa kita. Disamping banyak pihak diuntungkan dengan kehadiran mereka tetapi ada beberapa hal yang kita lupakan dan ini sangat merugikan terutama bagi kaum anak-anak yang mudah di dokrin oleh media.
Tentu kita sudah mengetahui bahwa selain boyband yang digemari oleh anak muda, juga telah bermunculan boyband anak-anak . Di sinilah yang akan mempengaruhi kondisi psikologi anak-anak di Indonesia. Di acara televisi kita kadang geli melihat anak-anak yang baru lahir kemarin sudah bernyanyi “lagu cinta-cintaan”. Mereka bernyanyi seolah-olah paham dan merasakan sendiri apa yang mereka nyanyikan. Kita juga sangat merindukan lagu anak-anak yang jarang sekali sekarang terdengar di telinga kita .Disadari atau tidak hal tersebut membawa efek yang negatif bagi anak-anak Indonesia.
            Perlu kita ketahui dunia anak adalah dunia untuk kita belajar dan bermain . Mereka juga mempunyai tugas untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang banyak untuk bekal mereka ketika sudah dewasa. Namun apakan yang terjadi juga masa kecil mereka di sibukan dengan kegiatan syuting ? konser kesana kemari ? dan sibuk mencari uang. Mereka memang sudah bisa sudah bisa membantu orang tua mereka untuk mencari uang,tetapi apakah mereka pantas ?
            Menurut saya walaupun mereka belajar dan sekolah tetapi saya yakin dalam pikiran mereka hanya beberapa persen saja pada mereka ada di sekolah . Bukan hanya itu saja , anak-anak yang menonton acara mereka juga akan ikut terbawa. Karena masa kecil adalah masa meniru. Mereka akan meniru hal yag mereka sukai tanpa berfikir apakah baik atau tidak untuk mereka. Disinilah dibutuhkan peran dari kedua orang tua, orang tua harus bisa membatasi kebiasaan anak yang salah. Karena hal ini sangat berpengaruh di masa depan mereka kelak.
            “Mungkin inilah rasanya, Rasa suka pada dirinya . Sejak pertama aku bertanya, facebook-mu apa, nomermu berapa …. “
Bait yang telah saya sebutkan diatas adalah kutipan dari beberapa lirik lagu boyband cilik yang telah naik daun di kalangan anak hingga remaja bernama Coboy Junior dan disiniah efek yang mengerikan yang sangat berpengaruh psikologis anak-anak Indonesia.Yang seharusnya anak-anak itu mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya .
            Beberapa hal yang bisa saya kritisi dalam lirik lagu tersebut , pertama meskipun nyaris semua kita pernah mengalami yang namanya cinta monyet pada saat SMP , tetapi cinta monyet bukanlah cinta yang sesungguhnya . Lagu tersebut menyesatkan bahkan men-doktrin anak anak yang di bawah 12 tahun yang sebagian besar menyukai lagu tersebut.
Kita harus mengajarkan kepada anak-anak konsep cinta yang benar. Cinta adalah soal tanggung jawab. Cinta juga terkait dengan berkorban . Cinta adalah soal mengupayakan dia yang kita cinta menjadi pribadi yang makin baik.
            Setelah itu , kita harus mengajarkan tentang waktu yang tepat untuk mereka mulai mencintai seseorang. Mereka tidak bisa mencintai dengan benar jika konsep cinta pun masih semu. Apalagi jika boyband cilik mendoktrin anak-anak Indonesia dengan lirik-lirik lagu lagu yang mengandung cinta-cintaan.
Kapan waktu yang tepat untuk mereka mencintai lawan jenisnya? Tentu saja ketika mereka mengerti tentang arti cinta yang sesungguhnya.
Dan siapakah yang harus mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhnya? Tentu saja para orang tua dan juga para pendidik di sekolah.Bagaimana mengajari mereka tentang cinta yang sesungguhya ? Tentu saja dengan teladan . Perbuatan, bukan hanya lewat perkataan.
            Dan beberapa yang saya kritisi adalah ketika banyak anak-anak jaman sekarang sudah mempunyai akun jejaring sosial seperti twitter dan facebook. Padahal pada prinsipnya kepemilikan akun-akun jejaring sosial tersebut dibuat dengan umur yang “dipalsukan”, karena pada umumnya penyedia layanan email seperti Yahoo, Gmail dan sebagainya mengharamkan anak-anak di bawah umur 17 tahun untuk memiliki akun email. Termasuk Facebook yang membatasi hanya orang-orang yang berusia di atas 13 tahun yang hanya boleh memiliki akun facebook.
            Internet memang masih menjadi alat yang berguna dan sekaligus juga berbahaya bagi anak-anak . Manfaat dari internet juga diguakan dengan benar yaitu untuk mendapatkan ilmu sudah tidak bisa dibantah. 90 persen bahan dan informasi yang bermutu untuk mengembangkan kreatifitas dan wawasan ada di internet.
Sayangnya akhir-akhir ini penggunaan internet oleh anak-anak hanyalah untuk games online , chating, Facebook, dan berbagai situs jejaring social lainnya. Dengan demikian dampak negatif dari penggunaan internet secara salah pun tidak kalah berbahayanya. Ada banyak berjuta-juta situs seks dan pornografi yang mengintai anak-anak.
            Saya hanya ingin kritisi dari beberapa lagu Boyband cilik seperti Coboy Junior . Siapa yang salah jika kemudian pendengar boyband ini menjadi generasi yang tidak produktif di kemudian hari ?
Produser Coboy junior dan pencipta lagu sangat bersalah, karena telah memperkerjakan anak di bawah umur dan mendapatkan keuntungan dari boyband cilik ini dan menjerumuskan penggemar-penggemar boyband cilik yang sebagian besar adalah anak-anak dengan pemahaman yang semu tentang cinta dan melupakan tentang kewajiban mereka yang sesungguhnya sebagai anak-anak.
Orang tua juga kadang salah, karena tidak menyediakan lagu yang lebih bermutu kepada anak-anaknya . Karena tidak menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah dan dalam keseharian.
Kita perlu ketahui dunia entertainment itu adalah penuh intrik bisnis, sudah tidak ada idealism . Anak-anak kita harus di lindungi dan harus diawasi dari dampak pengaruh negatif dari masa depan anak-anak.
            Kita harus mempersatukan orang tua yang peduli anak dan meng-kampanyekan lingkungan yang sehat untuk anak-anak . Kasihan masa depan generasi para penerus bangsa kita juga harus mendengarkan lagu yang tidak sesuai dengan umurnya.


Saya menyimpulkan bahwa ini semua adalah pengaruh negatif dari dunia kapitalisme sehingga mempengangaruhi psikologi anak-anak Indonesia , contohnya : adanya boyband cilik . Tak seharusnya anak-anak di Indonesia itu mendengarkan lagu-lagu yang tidak sesuai dengan umurnya dan anak-anak harus ter-doktrin dengan lirik-lirik boyband cilik itu yang sebagian besar mengandung unsur percintaan. Kita harus menyelamatkan generasi anak-anak dan menyadarkan bahwa anak-anak itu seharusnya dapat menyesuaikan lagu apa yang seharusnya mereka dengar . Akhir-akhir ini semakin jarangnya lagu-lagu anak-anak yang berkualitas,tidak seperti di era tahun 90-an banyak lagu anak-anak yang berkualitas dan tentunya lagu tersebut menyesuaikan dengan umur anak-anak pada masa itu.